BENGKEL DIRI

mulai dari hal terkecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari sekarang

Dalam acara televisi yaitu TPI terdapat acara Bengkel Hati, dari sinilah timbul niat untuk memperbaiki diri. Suatu ketika aku dan keluargaku diberi kesempatan dan kesehatan untuk mengikuti secara langsung acara pengajian di Masjid Anida di komplek TPI. Dalam kesempatan baik tersebut diuraikan bahwa sebenarnya beberapa penyakit yang muncul dalam diri kita (penyakit lahir maupun batin) disebabkan sebagian besar karena diri kita dalam kondisi marah.
Entah marah tersebut dipendam dalam hati ataupun marah yang muncul meledak-ledak. Akibatnya organ di dalam tubuh kita menjadi tidak stabil dan pada akhirnya akan menimbulkan penyakit.
Amarah manusia muncul karena adanya dorongan agresif yang lazim disebut dengan istilah human agressive. Dorongan rasa marah ini bisa saja muncul karena sesuatu terjadi di luar dugaan atau di luar perhitungan. Harapan yang tinggi sementara kenyataannya tidak demikian juga bisa menyebabkan kekecewaan dan dapat memicu rasa marah.
Secara garis besar dorongan marah itu disebabkan oleh dua faktor. Pertama, faktor internal (dari dalam diri). Ada konflik internal yang tidak bisa terselesaikan dan akhirnya keluar dalam bentuk marah. Misalnya Anda merasa gusar karena tak bisa bangun pagi sehingga selalu terlambat berangkat ke kantor. Kedua, faktor eksternal. Misalnya, ada provokasi dari luar
Apapun penyebabnya, internal atau eksternal, marah merupakan emosi yang tersalur melalui sinyal pengantar syaraf atau neurotransmitter, pada sel-sel syarat pusat otak. Sinyal ini diteruskan ke kelenjar endokrin suprarenalis penghasil hormon adrenalin. Akibatnya tekanan darah naik. Mukanya menjadi merah, jantung berdebar-debar kencang mengikuti peningkatan hormon adrenalin tadi....Bersambung...
Baca Selanjutnya...

Blog ini dibuat untuk memperbaiki diri sekaligus berlatih menulis isi hati yang selama ini terpendam. Mudah-mudahan diberikan limpahan barokah untuk semuanya dengan diniatkan untuk merubah diri sendiri lebih baik daripada hari-hari sebelumnya. Semboyannya kita mulai dari hal yang terkecil, mulai dari diri dan mulai dari sekarang (mengutip kata-kata mutiara AA Gym).

Sore itu aku, istri dan anak-anaku bersepeda ria menyusuri persawahan nan hijau. Anak-anaku senang sekali diajak jalan-jalan sore melihat pemandangan yang tidak bisa dilihat di kota-kota besar terutama Jakarta.

Sambil bersenandung ria aku bercerita tentang tanaman padi yang baru saja ditanam oleh pak Petani dan bu Petani. Cerita mulai dari pembibitan, pemupukan,penyemprotan hama dan tanaman yang ditanam secara beraturan sampai akhirnya dipanen dan diolah menjadi beras yang siap saji untuk dimasak.

Kala itu aku berpikiran biasa saja, akan tetapi akhir-akhir ini ketika aku melihat foto itu aku jadi kangen akan momen seperti itu. Sangat jarang aku bisa bersenda gurau dengan anak-anak dan istri.

Ya Allah ya rabb, ampunillah segala dosa-dosaku berilah rahmat kepadaku dan keluargaku...... amin.

Setelah ada perubahan yang besar dalam hidupku yaitu kepindahan dari Bandar Lampung menuju ibu kota Republik Indonesia yang mudah-mudahan tidak ada perubahan dalam pola mutasi antar kota dan antar pulau, ada suatu perencanaan jangka panjang yang dapat aku rintis baik di Jakarta sendiri maupun di kampung kelahirannku Pemalang.
Mulai menata keluarga dari mulai mempersiapkan lahan untuk dibangun rumah, sampai mempersiapkan anak-anak untuk sekolah yang menetap supaya dapat membiasakan diri dalam lingkungan yang tetap.

Mudah-mudahan dalam perjalanan hidup ini mendapat kemudahan dari Allah SWT.......Ya Allah tunjukkanlah jalan yang Engkau Ridhloi.........
Baca Selanjutnya...

Seperti biasanya tiap akhir pekan aku pulang ke kampung halaman Pemalang (salah satu kabupaten yang ada di jawa tengah terletak antara Pekalongan dan Tegal).Tapi setelah lebaran aku tidak pulang-pulang karena disamping ada pengaruh krisis internasional juga karena ada keperluan di Jakarta yang harus segera diselesaikan.
Kebetulan aku pulang bareng sama temen sewaktu sma dulu, ia nawarin pulang bareng dengan mobil.
Tak disangka tak dikira perjalanan yang biasanya bisa ditempuh dalam waktu 5-7 jam ini molor banget karena ada bis yang mogok. Kami berangkat dari Jakarta jam 8, sampai di Pemalang jam 6.30 pagi. Perjalanan yang melelahkan memang tapi aku semangat untuk pulang karena akan bertemu dengan anak dan istri. Pagi itu juga aku langsung mengantar anak ke sekolah karena kebiasaan kalo pulang anak-anakku pingin bareng ama ayahnya.

Sore harinya aku kepingin pijet untuk membenarkan otot-otot yang tegang karena habis nyupir. Seperti biasanya bengkel badan dulu. disana ada tulisan.

Wong Urip ing Dunyo iku :

1. Susah sak piro suwene
2. Seneng sak piro lawase
3. Dadi wong urip iku aja DUMEH

Artinya :

Orang hidup di dunia itu :
1. Hidup di dunia itu kalo susah paling lama hanya seumur hidupnya saja.
2. Sedangkan jika senang juga tidak lebih dari umur di dunia saja
3. Jadi menjadi orang itu jangan "Belagu"

Selesai mbengkel badan aku sempet merenung ternyata banyak sekali orang yang menganggap hidup di dunia ini kekal. Padahal hidup ini hanyalah sementara, semu, dan banyak godaan yang melupakan hidup di akhirat nanti.

Akupun sampai saat ini masih tenggelam di dalam kehidupan dunia saja, jarang sekali aku menghadapkan diriku ke Illahi untuk berserah diri, bermunajat, dan banyak meminta ampunan.
Ya Allah ampunillah hambamu yang hina dina ini……….curahkanlah rahmat kepada keluargaku, saudaraku, seiman, sebangsa, dan senegara Amin…..ya Rabbal Alamin.
Baca Selanjutnya...

Bermain badminton di Indonesia merupakan permainan yang mengglobal, disukai oleh semua kalangan. Baik di desa maupun di kota. Zaman dahulu main badminton belum seluruhnya
menggunakan raket, apalagi di wilayah pedesaan. Mereka menggunakan piring seng ataupun dengan lempeng kayu yang dibentuk menyerupai raket kecil. Dengan semangatnya anak-anak sampai bapak-bapak bermain badminton. Demikian juga aku sewaktu kecilpun sudah dibekali orang tua untuk bisa bermain badminton. Setelah sekian lama tidak bermain
Badminton, pagi ini aku melakukannya. Karena tidak lama tidak pernah bermain sehingga pukulan demi pukulan sering mereset atau keluar dari garis. Setelah selesai dua set aku istirahat. Sambil istirahat aku termenung, permainan badminton bisa di analogkan ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Bila dalam permainan badminton, cemes dapat diibaratkan menghadapi seseorang dengan sikap yang tegas dan tepat sasaran ketegasannya. Kemudian badminton juga bermain dengan lemah lembut tetapi juga tepat menukik di depan net (Drop Shot). Di dunia nyata juga terkadang sikap lembut dibutuhkan untuk menghadapi seorang wanita. Servis yang keras ke atas maupun servis yang menuju depan garis juga melambangkan bahwa dalam memulai hubungan kadang kala ada seseorang yang langsung keras ataupun memulainya dengan memancing dengan kharisma yang dimilikinya. Ternyata dari sederhananya bermain badminton terpendam makna yang mendalam. Baca Selanjutnya...

About this blog

Blog ini digunakan untuk mencurahkan isi hati sekaligus berlatih menggunakan teknologi informasi. Bila ada artikel-artikel yang bermanfaat silahkan dicopy dan diunduh. Tak lupa pemilik blog juga meminta saran dan kritikan yang membangun terimakasih sebelum dan sesudahnya.

Silahkan Isi Komentar Disini


ShoutMix chat widget